Seiring dengan perkembangan zaman, wayang ini pun kemudian juga dimainkan dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu para penduduk non-Tionghoa pun bisa menikmati cerita yang dimainkan. Menariknya, ternyata lakon-lakon yang kerap dimainkan dalam wayang ini sudah diadaptasi menjadi tokoh-tokoh di dalam ketoprak. Seperti misalnya tokoh Si Jin Kui
Warna wajahnya yang merah ditafsirkan kitab wayang sebagai cerminan karakter yang buruk. Si Cepot ini mempunyai ciri khas suka ngabodor (bercanda). Cepot merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang terlahir dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen. Dia mempunyai dua adik, yakni Dawala yang berhidung panjang dan Gareng yang berhidung bulat.
Sedangkan dari segi cerita, Wayang Garing satu aliran dengan wayang purwa karena bersumber pada kisah-kisah dalam Mahabrata, Ramayana, dan Lokapala. Lakon-lakon wayang yang ditampilkan tidak dibawakan dalam bahasa Indonesia, tetapi dalam bahasa Sunda-Banten, atau bahasa Melayu logat Betawi.
Sehingga para generasi muda bisa memahami bahasa sunda dengan baik dan pada akhirnya mereka mencintai bahasa sunda tersebut. Lebih memprihatinkan lagi, menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari terkadang diidentikkan dengan “keterbelakangan”, untuk tidak mengatakan primitif. Untuk cerita wayang arjuna dalam bahasa jawa dan sunda anda bisa gunakan google translate agar hasilnya lebih maksimal atau bing.transaltor. 1. Nama Arjuna. Dalam kisah Mahabharata khusus versi Jawa, tokoh pewayangan Arjuna memiliki nama lain yang cukup banyak, mulai dari Permadi, kemudian Parta, Janaka, Dananjaya, dan Kumbaljali. .